Sabtu, 25 Mei 2013

Radar Serangkai... Part 1 "Email"



“Jangan biarkan kelemahan menghalangi dan menghentikan 
sebuah langkah”

Siapa sih yang tidak mau punya pekerjaan di sebuah tempat yang bonafit dan mempunyai penghasilan yang lumayan besar dan mampu memberikan penghidupan yang layak. Semua orang di belahan bumi mana pun pasti tergiur dan tidak akan menolak kalau ada pekerjaan yang mampu memberikan penghasilan yang besar tentunya sesuai dengan loyalitas yang nantinya akan diberikan.
Bermula dari sebuah email yang aku terima dari sebuah ponsel putih yang aku miliki. Aku Wishcha (sebuah nama khusus dalam Radar Serangkai) menerima sebuah informasi yang menawarkan sebuah tawaran yang bisa dibilang sesuatu yang menarik. Yaitu sebuah lowongan pekerjaan di bidang pendidikan di salah satu yayasan ternama di ibu kota. Tentunya aku langsung tertarik dengan tawaran tersebut. Karena tawaran itu memang sesuai dengan basic pendidikan yang aku punya. Awalnya aku merasa senang dengan semua ini. Dan berfikir, akhirnya aku menemukan peluang yang pas dan sesuai dengan apa yang aku punya. Dan semua persyaratan pun sudah hampir mencukupi. Namun seketika nyaliku langsung menciut setelah melihat dan membaca syarat terakhir yang bertuliskan “Mampu berbahasa inggris secara aktif baik lisan maupun tulisan”.

Oo’oooow, si otak langsung menimbulkan tegangan tinggi yang berlawanan dengan hati. Hati pun mulai merasakan sebuah penyesalan yang dalam. Sedangkan otak mulai flashback atas apa yang seharusnya dia lakukan namun kenyataannya tidak dia lakukan pada saat itu. Dan akhirnya si hati dan si otak mulai melakukan sebuah perenungan yang seiring sejalan tanpa ada perselihan sedikit pun. Setelah melakukan perenungan yang khusuk, akhirnya sebuah pemikiran cemerlang yang dihasilkan oleh otak mampu diputuskan oleh hati dengan lapang dada. Sebuah keputusan akhir yang telah disepakati oleh otak dan hati yang didukung oleh semangat dari semua anggota tubuh pun berakhir dengan sempurna. Yaitu “Aku akan mengikuti les bahasa Inggris”. Yaaa, itulah keputusan yang mereka ambil, karena mereka yakin kalau aku bisa mengikuti apa kata hati. Tentunya yang terbaik baik untuk diriku khususnya dalam menuju masa depan yang cemerlang dan lebih baik lagi dari yang sekarang. Entah kenapa otakku kembali berfikir menguatkan sang hati “Jangan biarkan kelemahan menghalangi dan menghentikan sebuah langkah”. 

Semua ini tak lantas berhenti sampai pada sebuah keputusan saja. Namun lebih mengarah pada sebuah tindakan. Yaitu mulai mencari informasi tentang sebuah tempat les yang benar-benar pas dan sesuai dengan kondisiku yang sekarang sebagai seorang pendidik di salah satu sekolah swasta. Meskipun teman sekerjaku banyak yang memiliki basic bahasa Inggris. Dan aku akui memang mereka handal di bidang mereka. Namun aku tetap mencari tempat khusus untukku belajar dengan suasana berbeda dan orang yang berbeda dan lebih tepatnya lagi aku ingin belajar dengan orang yang memang belum aku kenal sebelumnya. Berbagai rekomendasi tempat les telah aku terima melalui adik, kakak, ayuk bahkan sampai ke sahabat yang terpercaya. Tetapi tetap saja belum pas.

Sambil menyusuri jalan beraspal. Seiring hentakan langkah kaki bersamaan dengan salah satu rekan kerja yaitu Shinesha, itulah nama sapaan khusus terhadapnya. Suatu ketika, obrolan iseng penuh harap pun muncul sepulang sekolah. Dan pertanyaan pun mulai terlontar dari bibirku. Menanyakan sebuah tempat les bahasa Inggris. Sebuah respon positif pun aku dapatkan. Dan secara spontan Shinesha pun memberitahu bahwa dia pun mempunyai keinginan yang sama denganku yaitu ingin mengikuti les bahasa Inggris. Bukan hanya itu, dia juga mempunyai permasalahan dan tujuan yang sama denganku. Mulai dari suatu syarat yang mengharuskan sebuah kemampuan berbahasa inggris aktif baik lisan maupun tulisan. Kemudian aku memberitahukan sebuah rekomendasi tempat les dari seorang kepadanya. Dan ternyata tempat tersebut adalah salah satu tempat les dimana pengelolanya adalah salah satu teman dari Shinesha  Dan Shinesha pun mulai mencoba menghubunginya untuk memastikan apakah temannya itu bisa membantu kami. Beberapa hari kemudian, sebuah kabar gembira hadir. Dimana temannya Shinesha mengabulkan permintaan Shinesha untuk menerima dan mengajari kami dalam hal bahasa inggris, atau lebih tepatnya lagi privat bahasa Inggris. Mungkin terdengar agak aneh, dua orang pendidik di salah satu sekolah swasta masih mengikuti les privat bahasa Inggris. Tetapi semua pemikiran itu harus dibuang jauh-jauh. Karena yang namanya belajar tidak pernah mengenal usia bahkan golongan sekali pun. Setelah sebuah kesepakatan untuk privat telah deal. Kami pun menentukan hari dan jam belajar yang cocok. Dan kami pun memilih setiap pukul 15.00 di hari Senin, Rabu dan jumat sebagai waktu yang pas untuk privat.

Hari pertama pada minggu terakhir di bulan Februari 2013, kami memulai privat di sebuah rumah dan sekaligus tempat les yang bernama HANISA di daerah Alun Dua. Sebuah rumah sederhana bertingkat. Dibagian bawah dijadikan tempat les mulai dari tingkat anak-anak sekolah sampai ke tingkat umum. Tetapi kami belajar tidak bergabung dengan yang lain, namun tempat kami belajar ada di lantai dua. Di hari pertama les, Shinesha mulai mengenalkan temannya yang sekaligus menjadi guru privat kami. Langit Biru, itulah nama panggilan khusus yang Shinesha perkenalkan kepadaku saat itu. Sebuah nama yang mudah diingat. Setelah perkenalan, kami tidak langsung belajar. Namun ada sedikit basa basi untuk mengakrabkan diri agar tidak terlalu canggung dalam belajar. Awalnya sedikit malu karena kesadaran untuk belajar bahasa Inggris agak terlambat. Yaitu baru mau belajar disaat suatu kesempatan telah hilang berlalu. Namun semua itu tak menghentikan semangat kami berdua. Dengan tekad yang bulat dan keinginan yang sangat tinggi. Kami pun langsung belajar dan memulainya dari awal lagi atau lebih tepatnya di mulai dari Nol.

Kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan asyik. Karena apa yang diajarkan oleh Langit Biru, mampu kami serap dengan baik. Kali ini Aku dan Shinesha menjadi seorang siswa dan menghilangkan sejenak identitas asli kami yang sebagai seorang pendidik jika berada di tempat les. Kami hanya berharap apa yang kami lakukan sekarang ini akan berhasil dan bermanfaat sampai akhirnya kami mendapatkan apa yang kami impikan dan cita-citakan selama ini. Karena tidak ada kata terlambat bagi yang ingin mencoba dengan segala ketekunan dan keyakinan dalam hati. Dan berharap akan ada suatu kesempatan yang lebih baik lagi. ^__^ 


***Bersambung***

0 komentar:

Posting Komentar